Pages

07 November 2012

Di Balik Tragedi Sengketa Lahan, Koja, Tanjung Priuk

Tiba-tiba kepikiran untuk re-post tulisan yang sebenernya udah lama saya tulis di note salah satu jejaring sosial. Hope you'll learning something from this ^^.

Berawal dari sebuah sengketa lahan yg di dalam lahan tersebut terdapat makam dari mbah Priok. Seorang yg dipercaya telah menyebarkan agama islam di daerah Jakarta pada zaman dahulu. Hanya karena beberapa pihak merasa kebijakan untuk membongkar lahan itu dianggap menghina salah satu tokoh agama.

Setelah peristiwa bentrokan terjadi, muncul sebuah pendapat, bahwa pekerjaan sebagai satpol PP adalah pekerjaan yg anarkis. yang kerjanya menggusur lahan pekerjaan orang lain (lihat para pedagang kaki lima yang lahannya digusur oleh satpol PP) atau menggusur pemukiman liar di bantaran kali. Smua dianggap merugikan orang lain. Tidak punya hati nurani kepada orang-orang kecil, kepada masyarakat. Namun coba dipikir lagi deh. Saya juga sebagai warga Jakarta ingin melihat kota jakarta yg bersih, tertib, bebas dari kemacetan akibat penyempitan jalan oleh pedagang kaki lima dipinggir jalan, ingin melihat bantaran kali yang bersih, yang tidak menyempit akibat adanya pemukiman liar. Saya juga tidak ingin jakarta terus-terusan banjir. 

Lalu sebenarnya ini salah siapa? apakah salah satpol pp? salah pemerintah yg tidak memberi fasilitas dan sarana kepada masyarakat kecil yang tidak punya rumah dan tempat kerja? 
kenapa semua orang sepertinya men-judge pekerjaan sebagai aparat itu tidak baik? 

Korban tewas akibat bentrokan ini diberitakan 3 orang satpol pp. 

Saya tidak membela siapapun dalam hal ini. Saya pikir kedua phak salah. Tidak seharusnya sengketa lahan kemarin berakhir anarkis, apalagi memakan korban. seharusnya masalah ini bisa diselesaikan dengan damai. tapi saya juga merasa gerah dengan pemberitaan dari media2 yang sepertinya mengexplore sekali tentang satpol pp yang menyerang, memukuli warga. Bahkan ditayangkan adegan-adegan ketika warga sedang dipukul. Jarang saya dengar berita warga yg menyerang satpol pp nya. Padahal saat saya lihat, warga yang terlibat bentrokan pun nggak kalah "anarkis" dengan membawa batu, parang, dan botol yang disulut api.

Saya jadi berpikir. apakah semua pekerjaan sebagai aparat di cap buruk? 
oke,banyak aparat (tidak hanya polisi atau satpol PP, tapi juga anggota dewan yang terhormat!) yang bersikap buruk. Mungkin ada diantara kalian yang pernah berurusan dengan polisi yang men "tilang" kalian dijalan dan meminta uang? heheheh.
Semua orang bisa bersikap buruk. Seseorang yang cuma bekerja sebagai karyawan pun bisa bersikap buruk. 

Tapi menurut saya, semua orang memiliki hak untuk tetap hidup bahkan jika berada di dalam peperangan. baik itu aparat, atau warga masyarakat. Memang sudah tugas aparat untuk melindungi, mengayomi warga. tapi bukan berarti aparat dianggap lebih pantas mati. Jangan karena dianggap "ah, itu udah resiko dia lah jadi aparat"

Ketika dalam suatu bentrokan, ada warga yg meninggal, saya lihat pemberitaannya karena kesalahan aparat, dan kasusnya digembar gemborkan. Padahal bisa saja karena hal lain yang tidak diketahui orang lain. Tapi jika ada aparat yang meninggal, dianggap biasa, 

karena dipikir "memang sudah resiko kerjaannya"

Agak miris juga. padahal aparat juga sebenarnya adalah warga masyarakat. yang memiliki keluarga, kepentingan, marah jika diserang, dan juga cuma manusia biasa. 

tugas aparat adalah mengayomi warga. dan mereka harus melakukan itu sebaik mungkin. tapi coba dipikir, saat kemarin itu, satpol pp hanya menjalankan perintah dari atasannya. sekali lagi atasannya. Karena mereka itu eksekutor. bukan konseptornya. Bukan karena kemauan. Mereka taunya ya mereka harus menjalankan tugas. Kalau tidak, bisa dianggap tidak taat peraturan dan membangkang terhadap negara. kan serba salah.  Jadi silahkan pertanyakan ke atasannya. Yang memberi perintah yang rancu.

Kemarin saya liat di tv ada warga yang bilang "ingat dong, satpol pp digaji dari duit rakyat!"
 oke, itu benar, tapi melihat pekerjaan mereka yang gak gampang, dan harus menghadapi amukan masa setiap saat karena dianggap musuh, kenapa kita nggak sedikit bersimpati juga pada mereka? pada polisi, TNI, yang sudah bertugas, mencoba melaksanakan tugas untuk menjaga negara ini baik dari dalam maupun dari luar? 

Nggak semua aparat berlaku anarkis. kalo keras, mungkin, toh mereka dididik, dilatih untuk keras dalam upaya menjaga negara dari awalnya. 

Dari sudut pandang masyarakat. saya juga tidak setuju dengan adanya pembongkaran lahan makam yang seharusnya dijaga karena merupakan kekayaan sejarah bangsa. yang harus dilestarikan. tidak sepatutnya penggusuran dilakukan sebelum ada kesepakatan yang 'clear' dari kedua pihak. apalagi makam tersebut bisa jadi simbol penyebaran agama islam di jakarta. makam tersebut harus dilestarikan, tapiiiiiiiiii harus diingat, jangan menjadikan ziarah ke makam sebagai ajang cari nomor togel dan lain-lain yg sifatnya musrik yaaaa.... 

Intinya, gak ada yang lebih salah atau lebih benar dalam masalah bentrokan kemarin. masalahnya cuma ada pada ego masing-masing sehingga gak bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Ini juga jadi masukan pemerintah agar memperbaiki sistem yg masih berantakan di negara ini. Membereskan segala bentuk kekusutan negara ini. Kalo yang "diatas-atas" aja salah, gimana yang dibawah bisa belajar untuk "benar". Tapiiiii yang dibawah juga harus berani mengambil perubahan yang positif. yang bisa menjadikan negara ini lebih baik. 


Trus juga,, sebagai masyarakat juga harus menghormati para pemimpinnya. Hargai usaha-usaha yang telah dilakukan untuk memperbaiki semua. Contoh gampangnya : banyak yang masih nekat buang sampah sembarangan ke kali, padahal sudah dilarang. Giliran banjir, pada ribut di media nyalahin pemerintah, pemerintah yang ngga ngasih bantuan. 
Heeeeyyy, C'mon, bangun dong mental berusaha, sadar diri, jangan maunya minta atau dikasih ajaaaa. Negara itu bagaikan sebuah "sistem" yang sangaaaaat luas. Nggak gampang lho memperbaiki atau mengupgrade si sistem itu. Segalanya harus terintegrasi dan berkelanjutan. Ga bisa langsung jadi apalagi beres. Perlu proses.Perbaikannya nggak boleh hanya dari sisi pemerintahnya, tapi warga nya ikut serta dong. Berani nggak???? Jadi jangan nyalahin pak presiden mulu yaaa,, kasian juga bapaknya mikirin negara yang masyarakatnya "bawel" mau nya beda masing-masing orang ^^.

Trus jangan gampang "panas" kalo lihat atau dengar berita-berita yang beredar karena berita kadang juga bisa dibesar-besarkan. Dikecil-kecilkan, tambah kurang kali bagi ^^. Denger berita harga minyak naik, udah negatif thinking duluan, anggep jadi ajang pemerintah buat ngeruk uang rakyat, ga peduli rakyat miskin. Padahal sebagai (yang katanya) mahasiswa-mahasiswi berpendidikan, tau dooong kalo minyak itu adalah sumber daya alam yang nggak bisa diperbaharui, yang someday akan habis. Dan berdasarkan ilmu ekonomi pun, kalo suatu barang udah mulai langka, pasti harganya akan tambah mahaaaal. Jadi jangan "minta" harga minyak turun mulu bisanya, ikut partisipasi dong hemat energi, atau kalo mau yang lebih TOP, mikir gimana caranya cari sumber energi lain =D

Lihatlah segala sesuatu dari dua sisi, jangan keburu men-judge dulu. (^0^)

0 comments:

Post a Comment